CALLMEPUT.COM - Tidak semua rindu harus diungkapkan. Kadang, diam justru menjadi bahasa yang paling tulus untuk menyampaikan perasaan. Ada kalanya kata-kata terasa terlalu sempit untuk menampung gelombang rindu yang membuncah di dada. Begitu juga dengan cinta—tidak selalu harus dibuktikan dengan seribu tindakan. Karena cinta sejati adalah rasa yang tetap hidup, meski tak selalu terlihat.
Seorang wanita duduk di tepi jendela, menatap langit sore yang merona jingga. Jemarinya menggenggam secangkir kopi yang sudah dingin. Matanya sayu, tapi hatinya hangat oleh bayangan seseorang yang ia rindukan—kekasih yang sedang jauh di perantauan, dan kabarnya akan segera pulang.
Ia tidak menelepon. Ia tidak mengirim pesan panjang yang memohon segera pulang. Tapi hatinya sibuk berbicara dalam doa yang hanya Tuhan dan dirinya yang tahu. Di setiap detik, ia menghitung hari dengan diam, berharap pintu rumah itu segera diketuk oleh senyum yang selalu ia rindukan.
Kerinduan seperti ini tidak membutuhkan drama. Tidak ada tangisan berlebihan, tidak ada tuntutan pembuktian. Karena ia tahu, cinta sejati tidak diukur dari seberapa sering seseorang hadir secara fisik, tapi dari seberapa kuat ia menetap di hati meski jarak memisahkan.
Dan saat langkah kaki itu benar-benar pulang, tidak akan ada kata “akhir” dari cerita ini. Karena cinta mereka bukan tentang membuktikan, melainkan tentang saling percaya, saling mendoakan, dan saling menjaga meski dalam diam.
Kerinduan tanpa terucap adalah puisi yang hanya hati yang bisa membaca. Cinta tulus tanpa membuktikan adalah janji yang tidak pernah diucap, tapi selalu ditepati.
Komentar0